Kamis, 26 April 2012

Mengapa Makin Banyak Wanita Mengumbar Auratnya (republished)

Semakin banyak perempuan yang tak punya malu lagi. Makhluk-makhluk pengumbar aurat itu bagai bersaing dengan binatang saja. Makin hari makin banyak yang berpenampilan bagai binatang. Umbar aurat bukannya malu justru malah seakan bangga. Kenapa mereka sebegitu teganya dalam merusak moral manusia? Padahal ancamannya sangat berat. Siksa yang berat. Apakah mereka sudah tidak takut neraka? “Dua macam manusia dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang, yaitu: (pertama) kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor-ekor sapi,mereka memukul manusia dengannya; dan (kedua) wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak masuk surgabahkan tidak mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR Muslim, dan Ahmad dari Abi Hurairah, Shahih). Para wanita kaasiyaatun (yang berpakaian) dalam kenyataannya, tetapi ‘aariyaatun (telanjang) padahakekatnya. Karena mereka memakai pakaian yang tipis-tipis yang menampakkan kulit. Atau mereka berpakaian dari pakaian perhiasan, namun bertelanjang dari pakaian taqwa. Atau mereka berpakaian berupa ni’mat-ni’mat Allah, namun mereka telanjang dari mensyukurinya. Atau mereka berpakaian dari busana tapi telanjang dari perbuatan baik. Atau mereka menutupi sebagian badan mereka, namun membuka sebagian lainnya untuk menampakkan kecantikannya, dan maknanya tidak jauh dari itu. Sebagaimana kata Al-Qurthubi di dalam memaknakan makna-makna yang terkandung di antara dua kata itu (kaasiyaat ‘aariyaat) karenamasing-masing makna itu kembali kepada ‘urf (kebiasaan yang dikenal). Dan kedua kata itu nampak perbedaannya ketika di idhofahkan (disandarkan kepada kata lainnya). Maailaatun artinya menyimpang dari ketaatan. Mumiilaat artinya mereka mengajarkan kepada orang lain untuk masuk pada perbuatan seperti yang mereka perbuat atau melenggang-lenggokkan jalannya dengan menggoyang-goyangkan pundak dan pinggulnya. Atau mereka mengoyang-goyang kepalanya, mereka menyisir dengan model sisiran pelacur yang mempengaruhi wanita lain untuk menggemari sisiran model itu dan mengerjakannya pula, atau menggoda lelaki menggoncang-goncang hatinya untuk berbuat kerusakan dengan mereka, dengan menampakkan perhiasan-perhiasan mereka. ( Faidhul Qadir, Syarh al-Jami’ al-Shaghir, juz 4, hal 208-209). ** Kalau yang jenis pertama dalam hadits tersebut di atas adalah orang yang keras dan kasar lagi dhalim, maka jenis kedua adalah lembut dan menawan hati,bahkan sampai mengguncang-guncang syahwat. Satu jenis pelanggaran yang berbalikan dengan jenisyang pertama, namun siksanya sama, karena sama-sama merupakan pelanggaran berat, dan merusak masyarakat. Jenis yang kedua ini adalah wanita berlenggak-lenggok menggoda lelaki dengan pakaian yang merangsang syahwat, karena tipisnya ataupun mininya ataupun ketatnya. Hingga lekuk-lekuk tubuh wanita itu tampak nyata menggiurkanlelaki dan membangkitkan syahwat untuk bermaksiat. Di zaman sebagian orangnya serba bebas untuk melanggar agama ini banyak orang yang memuja artis, meniru-niru tingkah laku artis yang pakaiannya mini, menampakkan lekuk-lekuk tubuh. Seolah penyanyi, bintang film, penari, bintang iklandan foto model yang tingkah lakunya seperti gambaran dalam hadits yang siksanya sangat berat ini justru menjadi pujaan dan panutan sebagian banyak orang. Apakah dengan adanya hadits yang sangat berat ancamannya itu kita akan membiarkan diri kita, keluarga kita, anak-anak kita, generasi penerus kita larut dan tenggelam ke dalam lakon orang-orang yang akan dicemplungkan ke neraka itu? Marilah kita sadari, mumpung umur masih ada, sebelum terlambat. Syetan selalu menjerumuskan kita, dan di antara pekerjaan syetan adalah menjerumuskan manusia ke neraka dengan jalan menjadikan manusia ini jadi orang yang kejam dan keras, atau jadi orang yang lemah lembut hingga menggaet lawan jenis untuk bermaksiat. Sadarlah! Ancaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang hampir serupa ditandaskan pula: Apabila zina dan riba telah tampak terang-terangan di suatu desa maka sungguh mereka telah menempatkan diri mereka pada kitab (adzab) Allah ‘azza wa jalla.” (HR At-Thabrani dan al-Hakim dari Ibnu Abbas, shahih). Ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu telah dan tengah terjadi di masyarakat. Bahkan pelanggarannya kadang masih lebih berat lagi. Karena, mereka berzina dan kemudian membunuh janin-janinnya. Yang resmi dilaporkan ke pemerintah saja, dalam dua tahun terakhir di Indonesia ada 2.000.000 (dua juta) lebih janin yang digugukan, sebagian besar pelakunya adalah anak-anak remaja (belum menikah). Benar-benar tindakan yang menempatkan diri-diri mereka pada adzab Allah. Makan riba dan korupsi pun bukan masalah yang asing, bahkan ada yang telah menyebutnya membudaya. Maka lengkaplah unsur-unsur yang menjadikan turunnya adzab Allah kepada mereka. Hanya saja, justru kebobrokan itu makin bertambah-tambah saja tampaknya. Marilah kita bertaubat wahai para manusia, sebelumnyawa meregang dan copot dari raga, lalu pasti harus mempertanggung jawabkan segala yang telah diperbuatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar